Selasa, 19 Juni 2012

Refleksi Tourette

Pada awal mula aku menderita penyakit ini, yaitu pada saat aku kelas 2 SMA, aku awalnya tidak mengetahui apa apa tentang keadaan ku waktu itu. Waktu itu adalah masa masa remaja ku, dimana pada waktu itu aku masih mencari bentuk dari karakterku yang sebenarnya. Di saat itulah tiba tiba gejala awal tics mulai terjadi pada diriku. Waktu itu mulai muncul kedutan kedutan pada kepala dan wajahku. Kemudian dari kedutan itu intensitas nya meningkat menjadi tics atau gerenyet syaraf. Pada waktu itulah masalah mulai terus menghampiriku. Sejak aku mengalami tics itu, aku mulai tak bisa mengendalikan gerakan gerakan tubuhku. Bahkan untuk berdiri dengan posisi tubuh yang seimbang aku nyaris tak bisa melakukan nya. Gerakan dan posisi tubuh ku selalu tak seimbang. Posisi tubuh yang abnormal, seperti menunduk dan membungkuk itu dari hari ke hari aku rasakan. Dan posisi tubuh abnormal yang dipertahankan itu pada waktu itu disertai dengan tics atau gerenyet tubuh. Waktu itu gerakan gerakan involuntar / gerakan gerakan yang tak dikehendaki juga seringkali menjadi gejala ku. Gerakan tubuh yang aneh ditambah dengan adanya tics yang semakin hari semakin sering juga menjadi masalah buatku.
Waktu itu aku berpikir, mengapa hanya aku saja yang mengalami gejala gejala itu ? Kenapa teman teman ku tidak ada yang berperilaku seperti aku juga ? Gangguan gerak ditambah posisi tubuh abnormal yang aku alami waktu itu sangat terlihat jelas sehingga aku juga menjadi malu dengan teman teman sekelasku. Namun pada waktu itu aku tidak langsung paham dan sadar bahwa ternyata aku menderita sindrom Tourette. Waktu itu aku hanya berpikir bahwa hal itu merupakan suatu hal yang biasa. Namun, ternyata meskipun aku berusaha untuk hidup normal dengan nya, aku tetap merasakan bahwa aku sebenarnya memiliki gangguan, I really have a syndrome... a movement disorder called tics, yang turut menjadi bagian dari kehidupan ku saat ini. Pada waktu pertama kali aku merasakan nya, aku sama sekali tidak menganggap bahwa itu merupakan suatu gangguan, meskipun gejala itu sangat nyata dan betul betul kurasakan. Aku tetap beraktifitas seperti biasa, walau aku waktu itu tahu bahwa aku sebenarnya merasakan ketidaknyamanan dengan kondisi tubuhku saat itu. Namun akhirnya setelah aku menyadari bahwa aku ternyata memiliki gangguan dan keterbatasan ini, aku cukup menjadi sadar dan menerima keadaan ku. Hidupku memang banyak berubah setelah aku mengalami gejala gejala sindrom ini, namun aku rasa aku harus tetap memiliki semangat juang untuk bangkit. Untuk sembuh dan kembali melakukan kegiatan dengan normal seperti sebelum aku sakit. Aku setelah itu menjadi sadar tentang penyakitku dan aku yakin bahwa dengan semangat dan tekad untuk bangkit, maka aku dapat menghadapi penyakit ini dan kembali beraktifitas dengan normal.
Walau kini aku sudah dapat kembali beraktifitas dengan gangguan yang minim, namun aku harus tetap berjuang menghadapi penyakit ku. Kita harus yakin bahwa penderita sindrom Tourette bisa sembuh dan dapat kembali beraktifitas seperti biasa.
Akhirnya aku bisa menerima keadaan ku saat ini. Di kala aku sedang menghadapi penyakit ku ini, aku sekarang banyak membaca tentang penyakit ini dan terus menerus berdoa kepada Allah, semoga aku dapat sembuh dan dapat kembali beraktifitas dengan gangguan yang minimal. Aku harap teman teman yang juga menderita penyakit ini dapat juga kembali semangat dan tetap bisa bermanfaat bagi orang lain. Keep Spirit !