Alhamdulillah, buku pertamaku telah terbit. Buku ini berisikan kumpulan puisi dan catatan catatan ku saat aku mengalami gangguan gerak sindrom Tourette.
Judul Buku : Catatan Tourette, Kumpulan Puisi Dan Catatan Penderita Sindrom Tourette.
Penulis : Kurnia Amirullah
Penerbit : Dapur Buku
"Catatan Tourette" adalah buku kumpulan puisi dan catatan yang aku tulis saat aku mengalami gangguan gerak sindrom Tourette. Gangguan ini aku rasakan sejak aku berada di kelas 2 SMA. Saat itulah aku mulai mengalami gejala gejala tics (gerenyet syaraf), gerakan gerakan involuntar dan abnormalitas postural. Selain mengalami tics, aku juga tidak bisa menyeimbangkan postur tubuhku. Gangguan gerak ditambah gerakan selalu membungkuk dan menunduk ini aku rasakan secara terus menerus selama 1 tahun lebih. Gejala gejala tics yang dialami oleh penderita biasanya mengalami fluktuasi, yaitu penderita terkadang mengalaminya secara sering dan terus menerus, tetapi terkadang dialami secara jarang. Namun gejala penyakit ini dapat berkurang setelah dialami selama beberapa tahun. Gangguan ini juga bersifat rekuren, atau bersifat sering kambuh. Tics yang dialami bisa bertambah parah ketika seseorang mengalami tekanan atau stres. Gejala gejala yang dialami selain tics adalah penderita sulit untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatian terhadap suatu hal dalam jangka waktu yang lama. Sehingga tics juga mempengaruhi mental dan fisik. Buku ini aku tulis sebagai catatan motivasi dan hikmah bagi setiap orang yang mengalami sindrom Tourette. Semoga catatan ini dapat memberikan motivasi bagi setiap orang yang mengalami sindrom Tourette.
Bagi teman teman yang ingin memesan buku ini, bisa langsung memesan melalui website Dapur Buku : www.dapurbuku.com.
Sebuah kisah dan catatan dari penderita gangguan gerak Sindrom Tourette dan Skizofrenia
Selasa, 23 Oktober 2012
Senin, 01 Oktober 2012
Lini Buku Tourette Hope
Gerakan Lini Buku Tourette Hope ditujukan untuk siapa saja yang peduli terhadap sindrom Tourette. Untuk penulis yang sudah menulis buku yang membahas tentang sindrom Tourette, anda nanti juga bisa men share dan memuat buku anda di page tersebut. Di page tersebut anda bisa memberikan informasi mengenai detail buku tersebut disertai sinopsis bukunya. Anda juga bisa mereview buku buku yang membahas mengenai sindrom Tourette di Indonesia.
Lewat gerakan Lini Buku Tourette Hope, aku berharap orang orang yang mengalami sindrom Tourette bisa ikut bergabung dan ikut juga mengkampanyekan tentang sindrom Tourette ini agar masyarakat bisa lebih paham mengenai penyakit ini. Gerakan ini diharapkan akan dapat meningkatkan kepedulian tentang sindrom Tourette yang dilakukan dalam bentuk buku. Semoga page ini dapat bermanfaat. Mari bergabung dalam page ini, mari menulis tentang sindrom Tourette, dan mari meningkatkan kepedulian terhadap sindrom Tourette melalui buku !
Page Lini Buku Tourette Hope : http://www.facebook.com/LiniBukuTouretteHope
Selasa, 18 September 2012
Buku Pertama Ku Akan Segera Diterbitkan Di Dapur Buku
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Impian dan harapan ku yang sejak lama aku impikan, yakni menulis dan menerbitkan buku, akan segera menjadi kenyataan. Sejak aku kuliah semester awal, aku sudah berkeinginan untuk menulis sebuah buku. Pada waktu itu bahkan aku mengetik dan memprint naskah ku yang berupa kumpulan puisi kemudian ku bagikan kepada teman ku. Apalagi sejak aku mengalami sindrom Tourette, maka harapan dan impian ku untuk menulis buku juga semakin besar. Aku ingin menuliskan kisah kisah ku dalam menghadapi sindrom Tourette ini agar dapat menjadi motivasi untuk orang lain. Setelah itu, aku pun berniat untuk menerbitkan buku ku di sebuah penerbit. Akhirnya, setelah sekian lama aku mencari penerbit, akhirnya aku memilih untuk menerbitkan buku ku secara self publishing di Dapur Buku.
Aku memilih Paket ISBN dari Dapur Buku karena terdapat fasilitas fasilitas menarik. Diantara fasilitas fasilitas dan keuntungan yang di dapat ketika aku mengambil Paket ISBN di Dapur Buku adalah :
Pertama, aku bebas dalam menentukan ukuran buku, menyusun tata letak buku dan mendesain cover sesuai dengan keinginan ku.
Kedua, buku ku akan mendapat nomor ISBN.
Ketiga, aku akan mendapatkan buku bukti terbit minimal 5 eksemplar.
Keempat, harga untuk paket ISBN termasuk dapat dijangkau oleh penulis.
Kelima, waktu yang diperlukan dalam pengerjaan naskah termasuk cepat.
Itulah diantara manfaat manfaat yang dapat diperoleh ketika kita mengirimkan naskah kita ke Dapur Buku. Dan aku sangat senang akhirnya buku ku akan segera diterbitkan oleh Dapur Buku. Tadi setelah aku selesai shalat Isya, aku sudah mendapat konfirmasi dari pihak Dapur Buku yang menyatakan bahwa besok aku sudah bisa mengirimkan naskah buku ku dan cover buku ku. Alhamdulillah.
Buku pertama ku ini berupa buku kumpulan puisi dan catatan catatan selama aku mengalami sindrom Tourette. Selain merupakan buku kumpulan puisi, juga terdapat kumpulan catatan catatan pada waktu aku mengalami sindrom Tourette. Aku berharap semoga buku ku ini dapat bermanfaat terutama bagi orang orang yang mengalami sindrom Tourette dan gangguan gerak lain. Aku juga mohon doanya agar proses penerbitan buku ku berjalan dengan lancar dan sukses dan bisa memberikan manfaat kepada pembaca. Amin... Di tunggu bukuku ya teman teman.... :)
Aku memilih Paket ISBN dari Dapur Buku karena terdapat fasilitas fasilitas menarik. Diantara fasilitas fasilitas dan keuntungan yang di dapat ketika aku mengambil Paket ISBN di Dapur Buku adalah :
Pertama, aku bebas dalam menentukan ukuran buku, menyusun tata letak buku dan mendesain cover sesuai dengan keinginan ku.
Kedua, buku ku akan mendapat nomor ISBN.
Ketiga, aku akan mendapatkan buku bukti terbit minimal 5 eksemplar.
Keempat, harga untuk paket ISBN termasuk dapat dijangkau oleh penulis.
Kelima, waktu yang diperlukan dalam pengerjaan naskah termasuk cepat.
Itulah diantara manfaat manfaat yang dapat diperoleh ketika kita mengirimkan naskah kita ke Dapur Buku. Dan aku sangat senang akhirnya buku ku akan segera diterbitkan oleh Dapur Buku. Tadi setelah aku selesai shalat Isya, aku sudah mendapat konfirmasi dari pihak Dapur Buku yang menyatakan bahwa besok aku sudah bisa mengirimkan naskah buku ku dan cover buku ku. Alhamdulillah.
Buku pertama ku ini berupa buku kumpulan puisi dan catatan catatan selama aku mengalami sindrom Tourette. Selain merupakan buku kumpulan puisi, juga terdapat kumpulan catatan catatan pada waktu aku mengalami sindrom Tourette. Aku berharap semoga buku ku ini dapat bermanfaat terutama bagi orang orang yang mengalami sindrom Tourette dan gangguan gerak lain. Aku juga mohon doanya agar proses penerbitan buku ku berjalan dengan lancar dan sukses dan bisa memberikan manfaat kepada pembaca. Amin... Di tunggu bukuku ya teman teman.... :)
Selasa, 19 Juni 2012
Refleksi Tourette
Waktu itu aku berpikir, mengapa hanya aku saja yang mengalami gejala gejala itu ? Kenapa teman teman ku tidak ada yang berperilaku seperti aku juga ? Gangguan gerak ditambah posisi tubuh abnormal yang aku alami waktu itu sangat terlihat jelas sehingga aku juga menjadi malu dengan teman teman sekelasku. Namun pada waktu itu aku tidak langsung paham dan sadar bahwa ternyata aku menderita sindrom Tourette. Waktu itu aku hanya berpikir bahwa hal itu merupakan suatu hal yang biasa. Namun, ternyata meskipun aku berusaha untuk hidup normal dengan nya, aku tetap merasakan bahwa aku sebenarnya memiliki gangguan, I really have a syndrome... a movement disorder called tics, yang turut menjadi bagian dari kehidupan ku saat ini. Pada waktu pertama kali aku merasakan nya, aku sama sekali tidak menganggap bahwa itu merupakan suatu gangguan, meskipun gejala itu sangat nyata dan betul betul kurasakan. Aku tetap beraktifitas seperti biasa, walau aku waktu itu tahu bahwa aku sebenarnya merasakan ketidaknyamanan dengan kondisi tubuhku saat itu. Namun akhirnya setelah aku menyadari bahwa aku ternyata memiliki gangguan dan keterbatasan ini, aku cukup menjadi sadar dan menerima keadaan ku. Hidupku memang banyak berubah setelah aku mengalami gejala gejala sindrom ini, namun aku rasa aku harus tetap memiliki semangat juang untuk bangkit. Untuk sembuh dan kembali melakukan kegiatan dengan normal seperti sebelum aku sakit. Aku setelah itu menjadi sadar tentang penyakitku dan aku yakin bahwa dengan semangat dan tekad untuk bangkit, maka aku dapat menghadapi penyakit ini dan kembali beraktifitas dengan normal.
Walau kini aku sudah dapat kembali beraktifitas dengan gangguan yang minim, namun aku harus tetap berjuang menghadapi penyakit ku. Kita harus yakin bahwa penderita sindrom Tourette bisa sembuh dan dapat kembali beraktifitas seperti biasa.
Akhirnya aku bisa menerima keadaan ku saat ini. Di kala aku sedang menghadapi penyakit ku ini, aku sekarang banyak membaca tentang penyakit ini dan terus menerus berdoa kepada Allah, semoga aku dapat sembuh dan dapat kembali beraktifitas dengan gangguan yang minimal. Aku harap teman teman yang juga menderita penyakit ini dapat juga kembali semangat dan tetap bisa bermanfaat bagi orang lain. Keep Spirit !
Rabu, 09 Mei 2012
Hindari Stres Dan Depresi Untuk Penderita Sindrom Tourette
Seorang penderita Sindrom Tourette haruslah menghindari stres dan depresi, karena hal itu dapat memperparah gejala gerenyet nya. Gerenyet yang terjadi biasanya timbul karena gangguan emosi. Sering terdapat hubungan antara hebatnya gerakan gerakan itu dan intensitas ketegangan emosional. Jadi stres dapat menjadi penyebab timbulnya gerenyet. Oleh karena itu seorang penderita Sindrom Tourette harus lah mampu melakukan manajemen hidup agar mampu mengendalikan gerenyet nya. Hidup kita harus seimbang. Hindari hal hal yang membuat stres atau depresi. Kita harus mampu melakukan manajemen yang tepat untuk hidup kita. Disini terdapat 2 fokus : yang pertama adalah pekerjaan dan tugas harus bisa kita selesaikan dengan baik dan yang kedua, kita harus menghindari terjadinya tekanan atau stres yang mungkin timbul. Sehingga hasil pekerjaan kita akan dapat terselesaikan dengan baik. Pada intinya, manajemen waktu harus kita laksanakan dengan baik, sehingga hal itu tidak menghambat pekerjaan kita.
Pada dasarnya kita harus menjaga agar kita tidak mudah terkena stres dan depresi. Fokus pekerjaan harus menjadi yang utama, kemudian kita harus menghindari stres agar pekerjaan kita dapat terselesaikan dengan baik. Itulah sedikit tips untuk penderita Sindrom Tourette. Semoga bermanfaat.
Pada dasarnya kita harus menjaga agar kita tidak mudah terkena stres dan depresi. Fokus pekerjaan harus menjadi yang utama, kemudian kita harus menghindari stres agar pekerjaan kita dapat terselesaikan dengan baik. Itulah sedikit tips untuk penderita Sindrom Tourette. Semoga bermanfaat.
Kamis, 19 April 2012
Gejala Dan Ciri Ciri Utama Sindrom Tourette
Orang yang menderita Sindrom Tourette tentu akan terganggu dengan keadaan tubuhnya. Selain berpengaruh pada tubuh, hal tersebut juga berpengaruh pada aspek psikologis penderita. Gangguan gerak yang terjadi terus menerus akan menimbulkan ketidaknyamanan dan stres bagi penderita. Sindrom Tourette yang juga merupakan penyakit neuropsikiatri juga bisa diakibatkan karena tekanan mental (stres atau depresi). Penyakit ini juga diketahui menyerang sel sel syaraf neurotransmitter di otak sehingga neurotransmitter tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya akan terjadi gerenyet dan gerakan yang tak terkendali pada tubuh.
Mungkin masih banyak orang yang tidak tahu dan belum bisa membedakan Sindrom Tourette dan penyakit gangguan gerak lain seperti dystonia, chorea, athetosis atau parkinson. Jelas sekali diantara penyakit penyakit tersebut memiliki perbedaan dan dapat dibedakan. Meskipun sama sama penyakit gangguan gerak (movement disorders) tapi di antara penyakit penyakit tersebut terdapat perbedaan dan ciri khas masing masing yang membedakannya dengan penyakit lain. Ciri ciri dan gejala utama yang terdapat pada Sindrom Tourette antara lain :
1.) Adanya tics
Tics disebut juga gerenyet syaraf. Orang yang menderita Sindrom Tourette tidak bisa mengendalikan gerenyet gerenyet yang terjadi pada tubuhnya. Gerakan gerakan yang tak terkendali itu berlangsung secara terus menerus dan mendadak. Gerakan yang terjadi biasanya adalah gerakan yang berlangsung cepat dan stereotype. Gejala awal nya mendadak dan bisa berlanjut hingga semakin parah. Namun gejala gejala itu akan jauh berkurang ketika penderita memasuki usia remaja akhir. Tics yang terjadi pada Sindrom Tourette antara lain adalah tics motorik dan pada beberapa pasien ditemukan tics vokal (berdehem, palilalia).
2.) Masa awal terjadinya gejala penyakit ini adalah sebelum usia 21 tahun
Gejala awal penyakit ini biasanya menyerang pada usia muda. Gejalanya biasanya mulai tampak pada usia 2 tahun sampai dengan 21 tahun, dengan usia rata rata permulaan terjadinya gejala sekitar usia 7 tahun. Permulaan tics biasanya ringan dan jarang, namun dari hari ke hari dapat bertambah parah.
3.) Frekuensi tics harus terjadi berkali kali sehari, hampir setiap hari, selama lebih dari satu tahun, tanpa periode pengurangan selama tahun terjadi yang berlangsung lebih lama dari dua bulan.
4.) Lokasi, jumlah, frekuensi, jenis, kompleksitas atau keparahan tics harus berubah dari waktu ke waktu.
5.) Gangguan ini dapat menyebabkan stres yang ditandai oleh penurunan yang signifikan dalam hal belajar, pekerjaan dan sosial.
6.) Selain gangguan tics, penderita juga kesulitan untuk memusatkan perhatian dan berkonsentrasi terhadap suatu hal. Penderita bisa kehilangan konsentrasi dan tidak bisa memusatkan perhatiannya terhadap suatu hal dalam jangka waktu yang lama.
7.) Terjadi keanehan gerak tubuh
Pada penderita Sindrom Tourette, jelas nyata terlihat bahwa penderita tidak bisa menyeimbangkan posisi tubuhnya. Terjadi keanehan dalam setiap gerakan dan dapat menimbulkan gerakan postur yang abnormal.
8.) Penyakit ini juga sangat berkaitan dengan faktor psikologis
Stres dan depresi juga berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap penyakit ini.
9.) Biasanya penderita Sindrom Tourette juga memiliki gejala neuropsikiatri lain yang terkait seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan anxiety (gangguan kecemasan).
Itulah ciri ciri utama dari Sindrom Tourette. Penyakit ini memang memiliki persamaan dengan dystonia, namun keduanya berbeda. Ada ciri ciri utama yang membedakan penyakit ini dengan dystonia. Begitu juga dengan chorea dan athetosis. Ciri ciri penderita chorea adalah mereka tidak dapat mempertahankan postur yang berkelanjutan. Sementara perbedaan nya dengan Parkinson dapat dibedakan. Gejala awal Sindrom Tourette terjadi pada usia muda, sedangkan gejala awal Parkinson terjadi pada usia tua. Itulah gejala dan ciri ciri utama Sindrom Tourette dan perbedaannya dengan gangguan gerak (movement disorders) lain. Semoga bermanfaat.
Mungkin masih banyak orang yang tidak tahu dan belum bisa membedakan Sindrom Tourette dan penyakit gangguan gerak lain seperti dystonia, chorea, athetosis atau parkinson. Jelas sekali diantara penyakit penyakit tersebut memiliki perbedaan dan dapat dibedakan. Meskipun sama sama penyakit gangguan gerak (movement disorders) tapi di antara penyakit penyakit tersebut terdapat perbedaan dan ciri khas masing masing yang membedakannya dengan penyakit lain. Ciri ciri dan gejala utama yang terdapat pada Sindrom Tourette antara lain :
1.) Adanya tics
Tics disebut juga gerenyet syaraf. Orang yang menderita Sindrom Tourette tidak bisa mengendalikan gerenyet gerenyet yang terjadi pada tubuhnya. Gerakan gerakan yang tak terkendali itu berlangsung secara terus menerus dan mendadak. Gerakan yang terjadi biasanya adalah gerakan yang berlangsung cepat dan stereotype. Gejala awal nya mendadak dan bisa berlanjut hingga semakin parah. Namun gejala gejala itu akan jauh berkurang ketika penderita memasuki usia remaja akhir. Tics yang terjadi pada Sindrom Tourette antara lain adalah tics motorik dan pada beberapa pasien ditemukan tics vokal (berdehem, palilalia).
2.) Masa awal terjadinya gejala penyakit ini adalah sebelum usia 21 tahun
Gejala awal penyakit ini biasanya menyerang pada usia muda. Gejalanya biasanya mulai tampak pada usia 2 tahun sampai dengan 21 tahun, dengan usia rata rata permulaan terjadinya gejala sekitar usia 7 tahun. Permulaan tics biasanya ringan dan jarang, namun dari hari ke hari dapat bertambah parah.
3.) Frekuensi tics harus terjadi berkali kali sehari, hampir setiap hari, selama lebih dari satu tahun, tanpa periode pengurangan selama tahun terjadi yang berlangsung lebih lama dari dua bulan.
4.) Lokasi, jumlah, frekuensi, jenis, kompleksitas atau keparahan tics harus berubah dari waktu ke waktu.
5.) Gangguan ini dapat menyebabkan stres yang ditandai oleh penurunan yang signifikan dalam hal belajar, pekerjaan dan sosial.
6.) Selain gangguan tics, penderita juga kesulitan untuk memusatkan perhatian dan berkonsentrasi terhadap suatu hal. Penderita bisa kehilangan konsentrasi dan tidak bisa memusatkan perhatiannya terhadap suatu hal dalam jangka waktu yang lama.
7.) Terjadi keanehan gerak tubuh
Pada penderita Sindrom Tourette, jelas nyata terlihat bahwa penderita tidak bisa menyeimbangkan posisi tubuhnya. Terjadi keanehan dalam setiap gerakan dan dapat menimbulkan gerakan postur yang abnormal.
8.) Penyakit ini juga sangat berkaitan dengan faktor psikologis
Stres dan depresi juga berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap penyakit ini.
9.) Biasanya penderita Sindrom Tourette juga memiliki gejala neuropsikiatri lain yang terkait seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan anxiety (gangguan kecemasan).
Itulah ciri ciri utama dari Sindrom Tourette. Penyakit ini memang memiliki persamaan dengan dystonia, namun keduanya berbeda. Ada ciri ciri utama yang membedakan penyakit ini dengan dystonia. Begitu juga dengan chorea dan athetosis. Ciri ciri penderita chorea adalah mereka tidak dapat mempertahankan postur yang berkelanjutan. Sementara perbedaan nya dengan Parkinson dapat dibedakan. Gejala awal Sindrom Tourette terjadi pada usia muda, sedangkan gejala awal Parkinson terjadi pada usia tua. Itulah gejala dan ciri ciri utama Sindrom Tourette dan perbedaannya dengan gangguan gerak (movement disorders) lain. Semoga bermanfaat.
Rabu, 04 April 2012
Prevalensi Sindrom Tourette
Pemahaman dan Awareness terhadap Sindrom Tourette memang perlu untuk dilaksanakan, karena memang gejala gejala penyakit ini memang bisa berat dan sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mental seseorang. Orang yang menderita penyakit ini memang sangat sulit untuk mengendalikan gerenyet tubuhnya, sehingga orang tersebut akan sulit untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya. Dengan adanya edukasi dan pemahaman yang baik maka kita dapat mengendalikan penyakit ini. Penderita perlu diberikan support dan semangat agar kembali sembuh dan dapat beraktifitas dengan normal kembali. Dengan begitu maka kualitas hidup pun akan semakin baik.
Prevalensi (jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit) Sindrom Tourette pada awalnya dilaporkan hanya sedikit. Itu karena pada waktu itu belum ada kriteria medis standar yang dibentuk untuk mendiagnosa Sindrom Tourette. Namun kini, penderita Sindrom Tourette semakin bertambah setelah dibentuk kriteria diagnosa standar untuk mendiagnosa gejala Sindrom Tourette. Dalam beberapa tahun terakhir memang angka penderita semakin bertambah sehingga pemahaman dan awareness (kepedulian) terhadap penyakit ini memang harus dilakukan.
Salah satu penelitian awal dilakukan pada tingkat dimana Sindrom Tourette terjadi pada populasi umum survei pada tahun 1973, yang menunjukkan bahwa hanya 430 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia dalam populasi sekitar 3,9 miliar orang, menunjukkan bahwa gangguan tersebut relatif jarang. Namun, studi ini diterbitkan pada tahun 1973 jauh sebelum kriteria medis standar telah dibentuk dengan tepat untuk mendiagnosa TS (Tourette Syndrome). Pada 1984, studi prevalensi tambahan telah berubah memperkirakan sekitar 0,05 persen, atau 1 dari setiap 2000 orang, menunjukkan peningkatan pengetahuan dan diagnosis yang benar dari TS. Pada tahun 2008, perkiraan tempat prevalensi TS sekitar 1 - 2 kasus dalam setiap 100 orang (M.M Robertson, 2008). Dengan demikian selama bertahun tahun, meningkatkan pengetahuan tentang Sindrom Tourette sebagai gangguan neurologis, lebih banyak menggunakan skala rating TS telah menunjukkan bahwa gangguan ini, yang pernah dianggap sangat jarang, terjadi pada sekitar 1 sampai 2 persen dari populasi dunia. Itu artinya, dari 100 orang, terdapat 1 atau 2 orang yang menderita Sindrom Tourette.
Beberapa tics yang muncul selama masa anak anak akan hilang sepenuhnya dari waktu ke waktu pada mereka sendiri, yang disebut Gangguan Tics Transien (Transient Tic Disorder). Gangguan ini tampaknya jauh lebih umum daripada TS, terjadi dalam 6 sampai 20 persen dari semua anak. Dengan demikian, hanya sebagian kecil anak anak yang mengembangkan tics benar benar meneruskan untuk mengembangkan semua gejala TS. Prevalensi Gangguan Tics Motor Kronis (Chronic Motor Tic Disorder) dan Gangguan Tics Vokal Kronis (Chronic Vocal Tic Disorder) kira kira sama dengan TS (yaitu, 1 sampai 2 persen).
Oleh karena itu, awareness dan pemahaman tentang sindrom ini harus terus di laksanakan sehingga penderita dapat lebih peduli terhadap kesehatannya dan dapat kembali menjalankan aktifitas secara normal.
Prevalensi (jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit) Sindrom Tourette pada awalnya dilaporkan hanya sedikit. Itu karena pada waktu itu belum ada kriteria medis standar yang dibentuk untuk mendiagnosa Sindrom Tourette. Namun kini, penderita Sindrom Tourette semakin bertambah setelah dibentuk kriteria diagnosa standar untuk mendiagnosa gejala Sindrom Tourette. Dalam beberapa tahun terakhir memang angka penderita semakin bertambah sehingga pemahaman dan awareness (kepedulian) terhadap penyakit ini memang harus dilakukan.
Salah satu penelitian awal dilakukan pada tingkat dimana Sindrom Tourette terjadi pada populasi umum survei pada tahun 1973, yang menunjukkan bahwa hanya 430 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia dalam populasi sekitar 3,9 miliar orang, menunjukkan bahwa gangguan tersebut relatif jarang. Namun, studi ini diterbitkan pada tahun 1973 jauh sebelum kriteria medis standar telah dibentuk dengan tepat untuk mendiagnosa TS (Tourette Syndrome). Pada 1984, studi prevalensi tambahan telah berubah memperkirakan sekitar 0,05 persen, atau 1 dari setiap 2000 orang, menunjukkan peningkatan pengetahuan dan diagnosis yang benar dari TS. Pada tahun 2008, perkiraan tempat prevalensi TS sekitar 1 - 2 kasus dalam setiap 100 orang (M.M Robertson, 2008). Dengan demikian selama bertahun tahun, meningkatkan pengetahuan tentang Sindrom Tourette sebagai gangguan neurologis, lebih banyak menggunakan skala rating TS telah menunjukkan bahwa gangguan ini, yang pernah dianggap sangat jarang, terjadi pada sekitar 1 sampai 2 persen dari populasi dunia. Itu artinya, dari 100 orang, terdapat 1 atau 2 orang yang menderita Sindrom Tourette.
Beberapa tics yang muncul selama masa anak anak akan hilang sepenuhnya dari waktu ke waktu pada mereka sendiri, yang disebut Gangguan Tics Transien (Transient Tic Disorder). Gangguan ini tampaknya jauh lebih umum daripada TS, terjadi dalam 6 sampai 20 persen dari semua anak. Dengan demikian, hanya sebagian kecil anak anak yang mengembangkan tics benar benar meneruskan untuk mengembangkan semua gejala TS. Prevalensi Gangguan Tics Motor Kronis (Chronic Motor Tic Disorder) dan Gangguan Tics Vokal Kronis (Chronic Vocal Tic Disorder) kira kira sama dengan TS (yaitu, 1 sampai 2 persen).
Oleh karena itu, awareness dan pemahaman tentang sindrom ini harus terus di laksanakan sehingga penderita dapat lebih peduli terhadap kesehatannya dan dapat kembali menjalankan aktifitas secara normal.
Sabtu, 31 Maret 2012
Sindrom Tourette Dan Kondisi Yang Terkait
Sindrom Tourette adalah penyakit neuropsikiatri. Sindrom Tourette selain merupakan penyakit neurologis, juga merupakan penyakit psikiatri. Itu artinya orang yang menderita Sindrom Tourette juga dapat memiliki penyakit lain yang berkaitan dengan penyakit neuropsikiatri. Hal itu disebut gangguan penyerta (comorbid disorders). Gangguan penyerta tersebut sering juga menjadi penyakit utama selain Sindrom Tourette. Jadi orang yang menderita Sindrom Tourette dapat juga memiliki penyakit lain yang berkaitan.
Menurut Medline Plus, jika anda memiliki Sindrom Tourette, anda akan membuat gerakan gerakan yang tidak biasa atau suara suara yang tidak biasa, yang disebut tics. Anda memiliki kontrol sedikit atau tidak ada terhadap nya. Tics yang umum adalah berdeham dan mengedip ngedipkan mata. Sekitar 1 dari setiap 100 orang telah menderita Sindrom Tourette.
Orang yang menderita Sindrom Tourette tidak dapat mengendalikan gerakan gerakan yang terjadi pada tubuhnya. Adanya gerakan gerakan yang tak terkendali (tics) yang terjadi pada tubuh adalah gejala utama pada orang yang menderita Sindrom Tourette. Gerakan yang tak terkendali itu berlangsung cepat, mendadak dan berlangsung terus menerus. Adakalanya gejala tics itu berkurang. Tetapi tics akan bertambah parah jika seseorang mengalami stres atau depresi. Faktor psikologis juga sangat berpengaruh bagi penderita Sindrom Tourette. Penderita yang banyak mengalami stres atau depresi akan semakin memperparah gejala tics nya.
Bagaimana dengan gangguan yang terkait dengan Sindrom Tourette ? Dalam perkembangan penyakit ini, Sindrom Tourette hanya diakui dalam manifestasinya yang paling ekstrim, seperti tics motorik yang kompleks dan palilalia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini telah menghasilkan 2 wawasan penting : Pertama, penyebab tics kadang kadang sebagai beban besar untuk pasien seperti halnya tics itu sendiri. Kedua, Sindrom Tourette telah diakui sebagai hal yang kompleks yang meliputi tidak hanya tics tetapi juga satu atau lebih gangguan yang sering terjadi yang saling berhubungan dengan itu. Kondisi penyerta yang paling umum dan sering terjadi bersamaan dengan Sindrom Tourette adalah ADHD, OCD (Obsessive Compulsive Disorders), anxiety dan depresi. Jadi orang yang menderita ADHD, anxiety dan gangguan perilaku lain juga dapat terkena Sindrom Tourette. Oleh karena itu, maka pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh sehingga gejala gejalanya dapat diobati dengan optimal.
Menurut Medline Plus, jika anda memiliki Sindrom Tourette, anda akan membuat gerakan gerakan yang tidak biasa atau suara suara yang tidak biasa, yang disebut tics. Anda memiliki kontrol sedikit atau tidak ada terhadap nya. Tics yang umum adalah berdeham dan mengedip ngedipkan mata. Sekitar 1 dari setiap 100 orang telah menderita Sindrom Tourette.
Orang yang menderita Sindrom Tourette tidak dapat mengendalikan gerakan gerakan yang terjadi pada tubuhnya. Adanya gerakan gerakan yang tak terkendali (tics) yang terjadi pada tubuh adalah gejala utama pada orang yang menderita Sindrom Tourette. Gerakan yang tak terkendali itu berlangsung cepat, mendadak dan berlangsung terus menerus. Adakalanya gejala tics itu berkurang. Tetapi tics akan bertambah parah jika seseorang mengalami stres atau depresi. Faktor psikologis juga sangat berpengaruh bagi penderita Sindrom Tourette. Penderita yang banyak mengalami stres atau depresi akan semakin memperparah gejala tics nya.
Bagaimana dengan gangguan yang terkait dengan Sindrom Tourette ? Dalam perkembangan penyakit ini, Sindrom Tourette hanya diakui dalam manifestasinya yang paling ekstrim, seperti tics motorik yang kompleks dan palilalia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini telah menghasilkan 2 wawasan penting : Pertama, penyebab tics kadang kadang sebagai beban besar untuk pasien seperti halnya tics itu sendiri. Kedua, Sindrom Tourette telah diakui sebagai hal yang kompleks yang meliputi tidak hanya tics tetapi juga satu atau lebih gangguan yang sering terjadi yang saling berhubungan dengan itu. Kondisi penyerta yang paling umum dan sering terjadi bersamaan dengan Sindrom Tourette adalah ADHD, OCD (Obsessive Compulsive Disorders), anxiety dan depresi. Jadi orang yang menderita ADHD, anxiety dan gangguan perilaku lain juga dapat terkena Sindrom Tourette. Oleh karena itu, maka pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh sehingga gejala gejalanya dapat diobati dengan optimal.
Kamis, 22 Maret 2012
Tics, Tics, Tics
Kehidupan ku langsung berubah ketika itu. Aku menjadi serba salah. Karena gerenyet itu aku sempat menjadi rendah diri di kelas. Aku tidak percaya diri ketika berhadapan dengan teman teman ku. Tics itu begitu spontan dan mendadak sehingga aku sempat tidak tahu harus berbuat apa.
Biasanya aku selalu mengakalinya. Agar tidak bertambah parah, aku sering menundukkan kepalaku sebentar, untuk meredakan gejala tics ku. Tapi biasanya setelah itu gejala tics ku muncul lagi. Sehingga praktis hampir setiap jam kulalui dengan gejala tics itu.
Waktu itu aku masih belum tahu tentang penyakit ini. Sehingga waktu itu aku tidak tahu cara cara yang tepat untuk menyembuhkannya. Waktu itu aku menjadi sangat gelisah. Aku tidak tahu aku harus bagaimana dengan keadaan ku. Pengetahuan atau kesadaran tentang adanya sindrom ini memang mutlak diperlukan oleh penderita. Karena jika kita sudah mengetahui gejala gejala yang ada, maka kita dapat segera menemukan solusi tentang permasalahan kita. Dengan begitu, kita bisa segera ke dokter untuk memeriksakannya.
Aku pun begitu. Setelah mengetahui penyakit ini aku pun langsung menjalani pengobatan. Pengobatan sangat penting untuk penderita karena akan meningkatkan kualitas hidupnya. Dan tentunya akan meminimalisir gejala gejala tics tersebut.
Langkah Menuju Skripsi
Alhamdulillah... akhirnya saat saat yang aku tunggu pun tiba. Saatnya pengumuman dosen pembimbing untuk skripsi. Aku memang sudah menunggu saat ini tiba. Sudah sekitar 2 minggu lamanya aku menunggu. Kegiatan kuliah ku di kampus memang sudah tidak ada. Sekarang di kampus aku hanya fokus dan mempersiapkan untuk mengerjakan skripsi. Dan tentunya, seminar. Ya, kegiatan di kampus sekarang hanya fokus untuk mengerjakan skripsi. Aku pun fokus untuk hal tersebut. Tahap demi tahap aku lewati. Sampai saat ini aku ingin segera menulis skripsiku, mencari data, survei lapangan dan setelah itu seminar. Setelah itu aku ingin segera menyelesaikan skripsiku. Aku berharap untuk segera survei lapangan dan mencari data, agar pekerjaan ku segera selesai. Fokus ku saat ini adalah segera bimbingan dan konsultasi kepada dosen pembimbing ku. Semoga pekerjaan ini segera terlaksana.
Ya Allah, mudahkanlah setiap pekerjaan ku. Semoga aku dapat segera menyelesaikan skripsi ku ini ya Allah. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)