Kamis, 19 April 2012

Gejala Dan Ciri Ciri Utama Sindrom Tourette

Orang yang menderita Sindrom Tourette tentu akan terganggu dengan keadaan tubuhnya. Selain berpengaruh pada tubuh, hal tersebut juga berpengaruh pada aspek psikologis penderita. Gangguan gerak yang terjadi terus menerus akan menimbulkan ketidaknyamanan dan stres bagi penderita. Sindrom Tourette yang juga merupakan penyakit neuropsikiatri juga bisa diakibatkan karena tekanan mental (stres atau depresi). Penyakit ini juga diketahui menyerang sel sel syaraf neurotransmitter di otak sehingga neurotransmitter tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya akan terjadi gerenyet dan gerakan yang tak terkendali pada tubuh.
Mungkin masih banyak orang yang tidak tahu dan belum bisa membedakan Sindrom Tourette dan penyakit gangguan gerak lain seperti dystonia, chorea, athetosis atau parkinson. Jelas sekali diantara penyakit penyakit tersebut memiliki perbedaan dan dapat dibedakan. Meskipun sama sama penyakit gangguan gerak (movement disorders) tapi di antara penyakit penyakit tersebut terdapat perbedaan dan ciri khas masing masing yang membedakannya dengan penyakit lain. Ciri ciri dan gejala utama yang terdapat pada Sindrom Tourette antara lain :
1.) Adanya tics
Tics disebut juga gerenyet syaraf. Orang yang menderita Sindrom Tourette tidak bisa mengendalikan gerenyet gerenyet yang terjadi pada tubuhnya. Gerakan gerakan yang tak terkendali itu berlangsung secara terus menerus dan mendadak. Gerakan yang terjadi biasanya adalah gerakan yang berlangsung cepat dan stereotype. Gejala awal nya mendadak dan bisa berlanjut hingga semakin parah. Namun gejala gejala itu akan jauh berkurang ketika penderita memasuki usia remaja akhir. Tics yang terjadi pada Sindrom Tourette antara lain adalah tics motorik dan pada beberapa pasien ditemukan tics vokal (berdehem, palilalia).
2.) Masa awal terjadinya gejala penyakit ini adalah sebelum usia 21 tahun
Gejala awal penyakit ini biasanya menyerang pada usia muda. Gejalanya biasanya mulai tampak pada usia 2 tahun sampai dengan 21 tahun, dengan usia rata rata permulaan terjadinya gejala sekitar usia 7 tahun. Permulaan tics biasanya ringan dan jarang, namun dari hari ke hari dapat bertambah parah.
3.) Frekuensi tics harus terjadi berkali kali sehari, hampir setiap hari, selama lebih dari satu tahun, tanpa periode pengurangan selama tahun terjadi yang berlangsung lebih lama dari dua bulan.
4.) Lokasi, jumlah, frekuensi, jenis, kompleksitas atau keparahan tics harus berubah dari waktu ke waktu.
5.) Gangguan ini dapat menyebabkan stres yang ditandai oleh penurunan yang signifikan dalam hal belajar, pekerjaan dan sosial.
6.) Selain gangguan tics, penderita juga kesulitan untuk memusatkan perhatian dan berkonsentrasi terhadap suatu hal. Penderita bisa kehilangan konsentrasi dan tidak bisa memusatkan perhatiannya terhadap suatu hal dalam jangka waktu yang lama.
7.) Terjadi keanehan gerak tubuh
Pada penderita Sindrom Tourette, jelas nyata terlihat bahwa penderita tidak bisa menyeimbangkan posisi tubuhnya. Terjadi keanehan dalam setiap gerakan dan dapat menimbulkan gerakan postur yang abnormal.
8.) Penyakit ini juga sangat berkaitan dengan faktor psikologis
Stres dan depresi juga berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap penyakit ini.
9.) Biasanya penderita Sindrom Tourette juga memiliki gejala neuropsikiatri lain yang terkait seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan anxiety (gangguan kecemasan).
Itulah ciri ciri utama dari Sindrom Tourette. Penyakit ini memang memiliki persamaan dengan dystonia, namun keduanya berbeda. Ada ciri ciri utama yang membedakan penyakit ini dengan dystonia. Begitu juga dengan chorea dan athetosis. Ciri ciri penderita chorea adalah mereka tidak dapat mempertahankan postur yang berkelanjutan. Sementara perbedaan nya dengan Parkinson dapat dibedakan. Gejala awal Sindrom Tourette terjadi pada usia muda, sedangkan gejala awal Parkinson terjadi pada usia tua. Itulah gejala dan ciri ciri utama Sindrom Tourette dan perbedaannya dengan gangguan gerak (movement disorders) lain. Semoga bermanfaat.

Rabu, 04 April 2012

Prevalensi Sindrom Tourette

Pemahaman dan Awareness terhadap Sindrom Tourette memang perlu untuk dilaksanakan, karena memang gejala gejala penyakit ini memang bisa berat dan sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mental seseorang. Orang yang menderita penyakit ini memang sangat sulit untuk mengendalikan gerenyet tubuhnya, sehingga orang tersebut akan sulit untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya. Dengan adanya edukasi dan pemahaman yang baik maka kita dapat mengendalikan penyakit ini. Penderita perlu diberikan support dan semangat agar kembali sembuh dan dapat beraktifitas dengan normal kembali. Dengan begitu maka kualitas hidup pun akan semakin baik.
Prevalensi (jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit) Sindrom Tourette pada awalnya dilaporkan hanya sedikit. Itu karena pada waktu itu belum ada kriteria medis standar yang dibentuk untuk mendiagnosa Sindrom Tourette. Namun kini, penderita Sindrom Tourette semakin bertambah setelah dibentuk kriteria diagnosa standar untuk mendiagnosa gejala Sindrom Tourette. Dalam beberapa tahun terakhir memang angka penderita semakin bertambah sehingga pemahaman dan awareness (kepedulian) terhadap penyakit ini memang harus dilakukan.
Salah satu penelitian awal dilakukan pada tingkat dimana Sindrom Tourette terjadi pada populasi umum survei pada tahun 1973, yang menunjukkan bahwa hanya 430 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia dalam populasi sekitar 3,9 miliar orang, menunjukkan bahwa gangguan tersebut relatif jarang. Namun, studi ini diterbitkan pada tahun 1973 jauh sebelum kriteria medis standar telah dibentuk dengan tepat untuk mendiagnosa TS (Tourette Syndrome). Pada 1984, studi prevalensi tambahan telah berubah memperkirakan sekitar 0,05 persen, atau 1 dari setiap 2000 orang, menunjukkan peningkatan pengetahuan dan diagnosis yang benar dari TS. Pada tahun 2008, perkiraan tempat prevalensi TS sekitar 1 - 2 kasus dalam setiap 100 orang (M.M Robertson, 2008). Dengan demikian selama bertahun tahun, meningkatkan pengetahuan tentang Sindrom Tourette sebagai gangguan neurologis, lebih banyak menggunakan skala rating TS telah menunjukkan bahwa gangguan ini, yang pernah dianggap sangat jarang, terjadi pada sekitar 1 sampai 2 persen dari populasi dunia. Itu artinya, dari 100 orang, terdapat 1 atau 2 orang yang menderita Sindrom Tourette.
Beberapa tics yang muncul selama masa anak anak akan hilang sepenuhnya dari waktu ke waktu pada mereka sendiri, yang disebut Gangguan Tics Transien (Transient Tic Disorder). Gangguan ini tampaknya jauh lebih umum daripada TS, terjadi dalam 6 sampai 20 persen dari semua anak. Dengan demikian, hanya sebagian kecil anak anak yang mengembangkan tics benar benar meneruskan untuk mengembangkan semua gejala TS. Prevalensi Gangguan Tics Motor Kronis (Chronic Motor Tic Disorder) dan Gangguan Tics Vokal Kronis (Chronic Vocal Tic Disorder) kira kira sama dengan TS (yaitu, 1 sampai 2 persen).
Oleh karena itu, awareness dan pemahaman tentang sindrom ini harus terus di laksanakan sehingga penderita dapat lebih peduli terhadap kesehatannya dan dapat kembali menjalankan aktifitas secara normal.